Thursday, June 29, 2006

Orang Brengsek Guru Sejati oleh Gede Prama

Orang Brengsek Guru Sejati

Entah apa dan di mana menariknya, Bank Indonesia amat senang mengundangsaya untuk menyampaikan presentasi dengan judul Dealing With DifficultPeople. Yang jelas, ada ratusan staf bank sentral ini yang demikian tertarikdan tekunnya mendengar ocehan saya. Motifnya, apa lagi kalau bukan denganniat untuk sesegera mungkin jauh dan bebas dari manusia-manusia sulitseperti keras kepala, suka menghina, menang sendiri, tidak mau kerja samadll.

Di awal presentasi, hampir semua orang bernafsu sekali untuk membuatmanusia sulit jadi baik. Dalam satu hal jelas, mereka yang datangmenemui saya menganggap dirinya bukan manusia sulit, dan orang lain di luarsanasebagian adalah manusia sulit.

Namun, begitu mereka saya minta berdiskusi di antara mereka sendiriuntuk memecahkan persoalan kontroversial, tidak sedikit yang memamerkanperilaku-perilaku manusia sulit. Bila saya tunjukkan perilaku mereka;seperti keras kepala, menang sendiri, dll dan kemudian saya tanyaapakah itu termasuk perilaku manusia sulit, sebagian dari mereka hanyatersenyum kecut.

Bertolak dari sinilah, maka sering saya menganjurkan untuk membersihkankaca mata terlebih dahulu, sebelum melihat orang lain. Dalam banyakkasus, karena kita tidak sadar dengan kotornya kaca mata maka orangpunkelihatan kotor. Dengan kata lain, sebelum menyebut orang lain sulit,yakinlah kalaubukan Anda sendiri yang sulit. Karena Anda amat keras kepala, maka orangberbeda pendapat sedikitpun jadi sulit. Karena Anda amat mudah tersinggung,maka orang yang tersenyum sedikit saja sudah membuat Anda jadi kesal.

Nah, pembicaraan mengenai manusia sulit hanya boleh dibicarakan dalamkeadaan kaca mata bersih dan bening. Setelah itu, saya ingin mengajakAnda masuk ke dalam sebuah pemahaman tentang manusia sulit. Dengan meyakinibahwa setiap orang yang kita temui dalam hidup adalah guru kehidupan,maka guru terbaik kita sebenarnya adalah manusia-manusia super sulit.Terutama karena beberapa alasan.

Pertama, manusia super sulit sedang mengajari kita dengan menunjukkanbetapa menjengkelkannya mereka. Bayangkan, ketika orang-orang ramaimenyatukan pendapat, ia mau menang sendiri. Tatkala orang belajarmelihat dari segi positif, ia malah mencaci dan menghina orang lain. Semakinsering kita bertemu orang-orang seperti ini, sebenarnya kita sedang semakindiingatkan untuk tidak berperilaku sejelek dan sebrengsek itu. Sayaberterimakasih sekali ke puteri Ibu kost saya yang amat kasar dan sukamenghina dulu. Sebab, dari sana saya pernah berjanji untuk tidakmengizinkan putera-puteri saya sekasar dia kelak. Sekarang, bayangan tentanganakkecil yang kasar dan suka menghina, menjadi inspirasi yang amat membantupendidikananak-anakdi rumah. Sebab, saya pernah merasakan sendiri betapa sakit hatidantidak enaknya dihina anak kecil.

Kedua, manusia super sulit adalah sparring partner dalam membuat kitajadi orang sabar. Sebagaimana sering saya ceritakan, badan dan jiwa iniseperti karet. Pertama ditarik melawan, namun begitu sering ditarik maka iaakan longgar juga. Dengan demikian, semakin sering kita dibuat panas kepala,mengurut-urut dada, atau menarik nafas panjang oleh manusia supersulit, itu berarti kita sedang menarik karet ini (baca : tubuh dan jiwa ini)menjadi lebih longgar (sabar). Saya pernah mengajar sekumpulananak-anak muda yang tidak saja amat pintar, namun juga amat rajinmengkritik.Setiap di depan kelas saya diuji, dimaki bahkan kadang dihujat. Awalnyamemangmembuat tubuh ini susah tidur. Tetapi lama kelamaan, tubuh ini jadikebal. Seorang anggota keluarga yang mengenal latar belakang masa kecilsaya,pernah heran dengan cara saya menangani hujatan-hujatan orang lain. Dangurunya ya itu tadi, manusia-manusia pintar tukang hujat di atas.

Ketiga, manusia super sulit sering mendidik kita jadi pemimpinjempolan. Semakin sering dan semakin banyak kita memimpin dan dipimpinmanusiasulit, ia akan menjadi Universitas Kesulitan yang mengagumkan dayakontribusinya. Saya tidak mengecilkan peran sekolah bisnis, tetapipengalaman memimpindan dipimpin oleh manusia sulit, sudah terbukti membuat banyak sekaliorang menjadi pemimpin jempolan. Rekan saya menjadi jauh lebih asertifsetelah dipimpin lama oleh purnawirawan jendral yang amat keras dandiktator.

Keempat, disadari maupun tidak manusia sulit sedang memproduksi kitamenjadi orang dewasa. Lihat saja, berhadapan dengan tukang hina tentusaja kita memaksa diri untuk tidak menghina balik. Bertemu dengan orang yangberhobi menjelekkan orang lain tentu membuat kita berefleksi, betapatidak enaknya dihina orang lain.

Kelima, dengan sedikit rasa dendam yang positif manusia super sulitsebenarnya sedang membuat kita jadi hebat. Di masa kecil, saya termasukorang yang dibesarkan oleh penghina-penghina saya. Sebab, hinaan merekamembuat saya lari kencang dalam belajar dan berusaha. Dan kemudian,kalau ada kesempatan saya bantu orang-orang yang menghina tadi. Dan betapabesar dan hebatnya diri ini rasanya, kalau berhasil membantu orang yangtadinya menghina kita.

Terakhir dan yang paling penting, manusia super sulit sebenarnyamenunjukkan jalan ke surga, serta mendoakan kita masuk surga. Pasalnya,kalau kita berhasil membalas hinaan dengan senyuman, batu denganbunga, bau busuk dengan bau harum, bukankah kemungkinan masuk surga menjadilebih tinggi ?
***Sumber: Orang Brengsek Guru Sejati oleh Gede Prama

No comments: